Menumpang Kereta Hantu

Kiriman member : Memo Arema

admin tolong di posting ya, teman ayahku pernah bercerita, pekerjaannya menjadi seorang supplier membuatnya harus pulang pergi Manggarai- Citayam. Hari itu, Bernard dalam perjalanan dari Surabaya menggunakan kereta api dia tiba di Stasiun Manggarai kemudian menyambung kereta listrik ke Stasiun Citayam, tetapi dia kemalaman.

Malam itu waktu sudah menunjukan pukul 21.30 WIB tepat di Stasiun Manggarai, suasana stasiun sepi sekali, hanya ada 1-2 pedagang yang sedang membereskan dagangannya karena memang stasiun sudah mau di tutup, bahkan ketika Bernard sampai di stasiun ini loket belum lama di tutup.

Akhirnya dia hanya bisa menunggu dan menunggu, ia berharap masih ada kereta balik. Sementara udara semakin dingin, disertai gerimis, entah dari mana datangnya terlihat sebuah cahaya terang yang semakin lama semakin mendekat ke arah peron kereta.

Kemudian kereta tersebut perlahan-lahan melambat, sempat berhenti lumayan lama tetapi pintunya tidak terbuka, kira-kira 5menit lamanya. Melihat itu Bernard emosi. Dia sempat memaki, mau nunggu apa lagii sih, nunggu setan naik apa ? gumamnya penuh emosi. Tak berselang lama kemudian pintu kereta pun terbuka.

Dengan setengah dongkol dia naik ke dalam rangkaian kereta paling depan alangkah terkejutnya, saat pintu tertutup dan kereta api mulai berjalan perlahan situasi gerbong sangat sepi.

Situasi kereta yang biasanya berisik, kini tidak terlihat seperti biasanya. Penumpangnya hanya tertunduk diam, bahkan ada yang terlihat sedih, sebagian lagi terlihat pucat. Dilihatnya satu persatu penumpang itu tapi tidak ada satu juga yang balik menatapnya. Suasana begitu mencekam.

Untuk menghibur diri Bernard sempat bercanda dalam hati ” Ehh,,, lagi pada puasa ngomong ya ataw mngkin lg sakit gigi mngkin, tapi masak iya sakit giginya kompak sih, janjian kali yak,” gumamnya.

Coba kalian bayangkan naik kereta dengan org-org yang berwajah sedih,pucat entah kenapa badan Bernard terasa berat, hawa-hawa negatif sudah menjalar sekujur tubuhnya. Belum habis rasa penasaran dihatinya, Bernard dikejutkan oleh suara yang datang dari arah belakang tempatnya masinis yang tadi di lihatnya saat dia berada di peron kereta itu datang dan menghampirinya dengan wajah yang pucat, matanya sedikit berlinang, tetapi bukan air mata melainkan darah. Tentu saja itu membuatnya syok bukan kepalang. Orang ini menanyakan tujuannya tetapi tidak menanyakan karcis, aneh bukan.

Bernard pun menjawab akan ke Stasiun Citarum dengan terbata-bata seraya menunduk serta menggigil ketakutan karena yang dilihat nya sedikit menyeramkan. Kemudian masinis itu menjawab, ”Oh, baiklahhsepertinya..bapak sudah sampai di tujuan,
sebelum turun ada baiknya kaki kiri lebih dahulu, karena kalau itu tidak bapak lakukann, akan terjadi sesuatu,” ujarnya

Selesai berbicara Bernard pun melihat ke arah jendela dan benar apa yang di katakan masinis berwajah pucat peron stasiun Citayam pun terlihat. Tak lama kereta pun sampai dan pintu pun terbuka, walaupun takut dia mengumpulkan keberaniannya dan hendak mengucapkan terima-kasih kepada masinis tadi, tetapi masinis itu sudah tidak terlihat lagi.

Mendadak keadaan di dalam kereta itupun berubah drastis. Bau busuk, serta anyir darah menebar, Bernard pun melompat turun dari kereta dengan kaki kanan. Kontan para penumpang nya berubah semua, wajah-wajah nya ada yang terlihat hancur bahkan ada yang kepalanya tertembus batang besi pegangan kereta, sebagian terlihat hancur dengan wajah dan mata yang keluar dari tempatnya, gigi hancur demgan mulut bersimbah darah.

Betapa pemandangan yang mengejutkan dan membuat bulu kuduk nya berdiri, bahkan yang paling membuat dia terkejut, saat dia melihat masinis kereta yang baik tadi, ada di kereta paling buntut, lengan kanannya memegang sesuatu yang membuat dia bergidik ngeri, sebuah kepala dengan wajah separuh hancur, penuh pecahan kaca serta tangan kirinya putus, hanya terlihat tetesan darah serta urat-urat yang berjuntai- berayun mengikuti ayunan kereta yang saat itu berjalan perlahan dan kemudian menghilang ditelan kabut.

Bernard merasa semua itu pasti mimpi, keheningan terpecah ketika Seorang tukang ojek sepeda motor menggunakan jaket hujan menghampirinya & berkata “Ojek pak” dia pun curiga dan sempat menatap tajam dan memperhatikan dengan seksama, jangan-jangan nih tukang ojek, juga setan lagi, setelah di putuskan bahwa ini tukang ojek adalah asli manusia, dia pun beranjak naik dan mulai menceritakan kisah yang baru saja di alaminya.

Si tukang ojek tersebut’pun merinding mendengar ceritanya itu. pertama dia tidak percaya, tapi setelah dia mengingat-ingat memang Stasiun Citayam pada saat itu sepi, bahkan sore tadi baru saja ada kejadian.

Keesokan harinya., Bernard pun terbangun dari tidurnya dengan linglung, dia dikejutkan berita dengan tabrakan dua kereta listrik. Baru di sadarinya kalau kereta yang dia naiki adalah kereta hantu korban tabrakan pagi tadi.

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama