PACARKU SEORANG VAMPIRE


Waktu itu gw masih kelas 1 SMA. Inget banget waktu
itu gw kenal dan deket sama temen sekelas gw
namanya Adien. Gw ama adien selalu menghabiskan
waktu bersama. Entah pagi itu aku ngerasa gak
enaaaak banget. Di episode sebelumnya kan gw udah ngira pasti sesuatu buruk terjadi. Kali ini gw ga tau entah sakit atau apa ... Gw pun buka loker gw, tapi temen temen ngerumunin
gw. "kalo mau minta tanda tangan ngantri ya"
bentakku pada mereka yang mengerumuniku. Dan
alangkah kagetnya ternyata ada tikus dengan
berlumuran darah digantung di dinding lokerku. Beh
akupun langsung lemas dan berlari ketakutan ...
Malu campur kesel aja dipermalukan gitu. Lu kate gw
ini kanibal ? Kanibal gini gw masih doyan ayam
goreng ..
"lu manyun jelek tau" kata adien. Akupun menatap
adien penuh iba. Adien pun memelukku di dalam
kelas. "gw ngerasa bakal ada yang ngancem gw dien" kataku. Adien hanya merapikan rambutku dan
menghapus air mataku "lu aman ama gw" sambil
tersenyum . "dooooor" teriak irma dan alika dari belakang gw.
"aku cari minum dulu ya" kata adien dan berlalu ... "lu ngerasa ada musuh yang benci ama elu?" kata
alika. Aku pun hanya menggeleng ketakutan. "oiya
hari ini angkatan kita ngadain party di kuburan china. Lu ikut ga ?" tawar alika. "apaan sih lu pada, norak tau ga ngadain party di kuburan!" kataku sedikit marah. "yah ela, lu tuh yang norak. Ini kan haloween day. Lu lupa?" kata irma. Akupun hanya mengangkat kedua bahuku. Ku lihat dari pintu kelas adien udah balik dan membawa 1 jus alpukat.
"ma, balik yuk, kelas kita ke lab nih sekarang. Gw tunggu jam 4 ya ta" ajak alika lalu pergi bersama irma. Akupun melihat tanggalan
kelas. Rasa sedikit kuatir menyelimuti. "hey, gak usah kawatir. Gw nemenin elu kok ntar" kata adien sambil memberikan jus alpukat. "kok jus nya cuman 1?" kataku. "aku lagi diet khusus sayang." kata adien.
Akupun hanya tertawa geli mendengar kata itu. "hey
serius, kamu mau jadi pacar aku?" kata adien sambil
memegang tanganku. Akupun hanya mengangguk .
Jam pulang pun tiba. Aku ijin pulang duluan karna
badanku serasa lemas sekali. Akupun tidur. "non, non atta, bangun non sudah jam 4 sore" kata bi
ijah membangunkanku. Akupun bangun sambil
bermalas malasan. Teleponku pun berdering. "hey sayang cepet keluar ya, aku nunggu kamu nih" suara seberang dari adien. Akupun langsung melotot dan bergumam. Darimana dia tau rumahku ? Akupun langsung mengecek lewat jendela. Adien pun melambaikan tangan.
"tapi aku udah ada janji ama irma ama alika" kataku. Terlihat dari parasnya dia sedikit kecewa. "hmm iya deh kita jalan" kataku mengalah. Akupun menutup telepon dan bergegas mandi karna mungkin ini kencan pertamaku .. Akupun menemui nya di koridor halaman. Adien memelukku dengan hangat. Lalu kami pun jalan. Di jalan aku menerima telepon dari alika. "halo lik maaf banget karna..." belum sempet aku lanjutin kata kataku, alika langsung menangis. "ta, cepet kesini ta. Please ta, irma kehabisan darah ta. Di lehernya ta, kayak ada gigitan beruang." kata alika dari seberang keliatan sangat ketakutan. "oke kamu dimana lik?" kataku mencoba menenangkan "di rumah sakit deket rumah lu" akupun menutup telepon. "dien, kayaknya kita harus balik deh ke rumah sakit" kataku dengan
wajah sedikit pucat.
"hey sayang, kita kan ditunggu ama yang lainnya"
kata adien. "lu bego atau stupid sih? Denger ya. Yang
sakit kehilangan itu temen gw. Sahabat gw irma."
kataku sambil menitikkan air mata. "hey habis kita
pergi 15 menit aja kita langsung ke irma. Aku mau
kenalin kamu sama temen temenku" kata adien sambil memelukku. Entah kenapa akupun
menyanggupi nya. Adien terlihat senang dan
merangkul ku sepanjang jalan. Aku merasa ada yang
aneh. Semua orang menatapku tajam kala itu.
"dien,lu ngerasa di pelototin orang orang ga sih?" kataku sambil melihat orang orang disekitarku yang melihat kami penuh marah. "ya karna mungkin sepanjang jalan gw ngerangkul elu dan terkesan sedikit frontal untuk orang indonesia." kata adien sembari mencium pipiku. "adien udah deh. Jangan bikin suasana tambah panas napa sih!" kataku sedikit marah. Adien hanya diam.
Kami pun sampai di kuburan china. Alangkah
kagetnya aku bukan kegembiraan yang kutemukan
tapi malapetaka. Aku bukan melihat sekumpulan
manusia party tapi sekumpulan manusia tak
bernyawa berbaring. Hanya ada 2 orang yang tersisa. Lelaki dan perempuan. Akupun menjerit ketakutan. Histeris dan dipeluk ama adien ... "apa apaan ini dien ? Knapa semua orang jadi mayat?"
kataku sembari di pelukan adien. Adien hanya diam.
Dan mereka berdua menghampiri kami. "hey aku
shinta dan ini roger." kata mereka. Akupun tak
menjawab saking lemasnya dan pucatnya .
"pacarlu dia dien? Gw pikir dia vampire juga" kata shinta. "yang jelas dia bukan makanan gw" kata
adien.
Akupun langsung melepas pelukan adien
sekuat tenaga. "apa maksudnya dien ?" kataku
marah. "say dengerin dulu...." kata adien. Akupun
langsung menamparnya. Tapi terkejutnya aku ketika
wajahnya berubah jadi lendir dan tak bisa kulepaskan tanganku dari wajahnya. Dia pun melepaskan tanganku ...
Akupun berlari keluar kuburan china dan entah
mengapa adien lebih cepat dariku.
"kumohon kamu adalah orang yang aku tunggu. Malang wabah vampire atta. Dengerin aku, kamu akan aman sama aku dan temen temenku" kata adien sambil berlutut di
hadapanku. Lagi lagi aku tak kuasa mengiyakan
permintaan adien. Adien pun memelukku mesra
sambil menangis. "dien, gak ada waktu lagi. Cepet
kasih atta keabadian dan kita cabut ke jakarta." kata
roger. "apa ? Keabadian ? Buat apa lu ngasih gw keabadian ? Gw ga butuh buat jadi seorang vampire
kayak kalian bertiga." kataku dengan membentak.
"gw tau apa maunya elu, tapi tolong kasih diri lu
kemauan untuk menerima keabadian atta. Adien
gamau kehilangan elu. Lagian elu udah jadi pacar
adien. Kalo ga adien sendiri yang ngasih bakal kesiksa kalo dikasih orang lain" kata shinta.
Akupun hanya bisa menangis. "anter aku ke rumah sakit nemuin irma ama alika" kataku. Adien pun
mengiyakan nya. Selama di jalan kami berdua tak
melontarkan satu kata apapun. "maaf udah bikin lu gini" kata adien memulai
percakapan. "sejak kapan malang ada wabah
beginian?" kataku. "dari tadi semenjak ada yang
naruh tikus di loker lu" kata adien. "apa artinya itu?"
kataku sambil menatap adien. "artinya elu cewek
yang bakal diincer keabadiannya." kata adien. "kalo pun itu bikin lu seneng, jangan bikin gw sengsara"
kataku. Astaga. Apa yang aku ucap barusan. Ah
sudahlah.
Kamipun sampai di rumah sakit. Dan kulihat mayat
dokter dan suster menyambutku di koridor rumah
sakit. Akupun berlari tapi tanganku dicegah oleh
adien. "lepasin gw. Lu ga bakal ngerti apa arti
persahabatan di dunia elu" kataku. Adien pun
melepaskan tanganku dan aku berlari mencari irma dan alika tapi terlambat . Mayat mereka sudah tergantung di dinding dinding
rumah sakit .
Akupun menjerit histeris. Menangis dan kecewa jadi
satu. Darah mereka yang masih tercecer di lantai
kuambil dan kubasuhkan di wajahku sambil
menangis. "bagai... Bagaimana ... Na... Nasib.. Keluargaku... Di.. Di ... Adelaide..." gumamku sambil terisak. Lalu entah mengapa seseorang dari kejauhan menyerangku.
"adiiiiiieeeen" teriakku sambil kesakitan. Adien hanya berbisik "maaf atta, aku harus lakukan ini. Aku
sayang kamu jadi aku harus kasih kamu keabadian" akupun marah tapi tak mampu berdiri. Dan semua
seperti gelap . Semakin gelap dan gelap ....
"non non atta bangun non, udah jam 4 non" kata bi
ijah membangunkanku. Akupun langsung tersentak
bangun. "bibi... Bi ijah atta takut" kataku. "mungkin
non hanya mimpi buruk mungkin" kata bi ijah. Namun kulihat di cermin bajuku berlumuran darah. "bibi,bajuku kok banyak darahnya bi?" kataku. "non kan habis malam pertama dengan den adien.
Dan menghabiskan tawanan penjara lantai bawah.
Akupun hanya tercengang. Bahwa ini bukan mimpi

END ....

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama