PENANTIAN MBAK KUNTI


Semakin lama semakin besarlah perut Intan. Reno,yang tidak lain adalah selingkuhan Intan pun semakin cemas bercampur bahagia menanti buah hati haramnya. Apa boleh buat,nasi sudah menjadi bubur. Dari pada digugurkan,lebih baik dilahirkan. Supaya dosa mereka yang sudah banyak,tidak semakin banyak.

Mereka berdua tinggal disebuah desa yang jauh dari keramaian orang. Rumah yang terletak disekeliling rumput ilalang itu hanyalah rumah yang terbuat dari papan dan tepas. Sehingga pabila malam tiba,udara yang masuk sangat dingin dan menusuk tulang. Tidak ada listrik masuk didaerah itu. Hanyalah obor yang dapat menerangi.

"Aduhh.. aduhh.. sakit!!!" terdengar suara Intan yang kesakitan. "Ada apa dek?" tanya Reno sambil berlari menghampiri Intan. "Sakit bang.. sakit!!" jawab Intan merintih. "Iya dek.. Iya.." sahut Reno sambil memboyong tubuh Intan ke kamar dan membaringkannya diatas kasur. ''Tunggu disini ya,abang panggilkan bidan dulu..'' kata Reno. ''Iya bang,tapi jangan lama2 ya bang,, Intan takut..'' jawab Intan yang dari tadi merasa kesakitan. "Iya dek,abang gak lama kok" jawab Reno meyakinkan Intan. Maka dengan tergesa2 pergilah Reno dan lalu dari hadapan Intan.

Tinggallah Intan seorang diri dirumah itu sambil terus menerus mengelus2 perutnya. Begitu sunyi,yang terdengar hanya suara aliran sungai yang ada sibelakang rumah dan suara jangkrik. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Udara yang berhembus pun semakin dingin terasa. Tiba2 ''Ssrreekkk.. ssrreekkk..'' terdengar seperti ada suara gesekan2 rumput ilalang tepat disamping kamar Intan. Intan pun sontak tercengang. Semakin lama semakin kuat suara itu,seperti mengarah menuju kamar Intan. ''Apa itu?'' tanyanya dalam hati sambil menghentikan suara rintihan sakitnya. ''Ssrreekkk.. ssrreekkk..'' terdengar semakin dekat. Intan pun ketakutan sembari memojokkan tubuhnya disudut kamar. Dan suara itu pun hilang tidak berapa lama.

''Kkrreekk..'' terdengar seperti ada yang membuka pintu. ''Kkrreekk..'' terdengar lagi untuk kedua kalinya,seperti ada sesuatu yang masuk kedalam rumah. Suara itu berasal dari pintu dapur. Intan pun keringat dingin,jantungnya berdetak tidak karuan. ''Bang.. kamu kah itu?'' tanyanya dengan suara lembut dan takut. Tidak ada yang menjawab, malah yang terdengar hanya suara dinding seperti digesek2. ''Bang..!!!'' tanyanya lagi sambil menutup dirinya dengan selimut.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tidak berapa lama pulanglah Reno bersama seorang bidan. Alangkah terkejutnya ia saat melihat kearah rumahnya. Ia melihat seperti ada bayangan yang terbang melayang2 diruang tamu,tepat didepan kamar dimana Intan berada. Bayangan itu seperti wanita yang berambut panjang yang mengenakan gaun panjang,seperti menunggu sesuatu. Karena api obor yang ada didalam,maka sangat jelas tampak bayangan itu dibalik dinding tepas rumahnya. ''Apa itu bu?'' tanya Reno kepada bidan. Bidan yang dari tadi berdiri dibelakang Reno hanya menjawab ''Apa No? Yang dimana?''. ''Itu bu didalam rumah'' sahut Reno sambil menunjuk kearah rumah. ''Yang mana?'' tanya bidan. ''Itu bu.. Hantu bu hantuuu...'' teriak Reno sambil mengelus2 bulu kuduknya yang dari tadi berdiri. Ia pun berlari sekuat tenaga menuju kamar. Ia lewat dari samping rumah dan berharap tidak ada apa2 dengan Intan. ''Dekk.. dekk.. Kamu tidak apa2..??'' tanya Reno sambil membuka jendela kamar. ''Itu bang,tadi ada suara aneh didapur..'' jawab Intan sambil membuka selimut diwajahnya. ''Iya dek abang udah tahu..''.

Seketika itu juga Reno berlari ke pintu depan untuk megusir hantu itu. Bidan itu dari tadi hanya bisa diam terpaku dihalaman rumah. Dengan rasa takut,Reno pun pelan2 membuka pintu itu. ''KKrreekk..''. Diintipnya,apa yang terjadi? Tidak ada ada siapa2 didalam. Reno pun heran bercampur rasa lega. ''Lohh.. apa hanya halusinasiku saja ya..'' bisiknya dalam hati. ''Ahh.. sudahlah..'' katanya lagi.
Kemudian,masuklah bidan ke dalam kamar untuk memeriksa Intan. Sementara Reno yang dari tadi masih bertanya2,menunggu diruang tamu. Pikirannya masih bergejolak,antara cemas dan takut.
''Oekk.. oekk..'' terdengar si bayi sudah lahir. Reno pun sontak bangkit dari tempat duduknya,berlari kecil ke arah kamar. Hati kecilnya pun bahagia,senyuman kecil terpampang dari bibirnya. ''Akhirnya lahir juga.." katanya. Sewaktu ia membuka pintu kamar,seperti ada yang menarik kerah bajunya dari belakang,ada sesuatu yang menahan. Dilihatnya ke belakang,tapi tidak ada siapa2. Bulu kuduknya berdiri,semakin lama semakin takut. "Apa itu??",pikirnya.

Bidan pun keluar untuk memberitahu Reno bahwa putranya telah lahir. Sewaktu bidan itu keluar, Reno masih berdiri didepan kamar sambil tercengang. ''Gubrraakkk.." terdengar suara kursi kosong yang diduduki Reno tadi tiba2 terjatuh. Seperti ada sesuatu yang lari dan menyenggol kursi itu. Darah Reno mengalir deras melihat kursi yang jatuh itu. "Brraakk.." dengan sekejap terdengar lagi suara pintu terbuka seperti ada sesuatu yang keluar. "A.. a.. apa itu bu?" tanya Reno kepada bidan dengan suara yang terbata2. "Ah mungkin cuma angin No.." jawab bidan meyakinkan.

Aneh,pikir Reno. "Ya sudah,Itu lihat cepat anakmu sudah lahir..''. Reno pun bergegas ke kamar,dimana suara tangisan bayi itu dari tadi tidak terdengar lagi. Dan apa yang terjadi? Alangkah terkejutnya Reno mendapati Intan yang sudah tidak bernafas lagi dalam keadaan bugil dan berlumuran darah. Bayinya hilang,tidak ada didalam. Muka Intan pucat,matanya melotot tajam sambil memandang ke atas,mulutnya terbuka,seakan ada sesuatu yang baru terjadi. "Ada apa ini?? Intan.. Intan.. kenapa???" teriak Reno sambil menggoyang2kan bahu Intan. Air matanya pun mengalir deras,tangannya gemetaran. Reno pun berlari mendapati bidan itu. "Lohh.. bu.. bu.. dimana ibu??" Reno heran yang tidak menemukan bidan itu diruang tamu. Dia pun kembali ke kamar untuk menutupi jasad itrinya dengan selimut yang dari tadi terbujur kaku.

Reno berlari lagi keluar mencari bidan tadi. Dikelilinginya rumah itu tapi sia2,ia tidak menemukannya. Emosinya pun meluap. Berlari lagi ia ke jalan. Alangkah terkejutnya ia setelah dilihatnya bidan itu berjalan bersama sesosok kuntilanak yang berjalan melayang diatas tanah sambil menggendong seorang bayi. Mereka serentak melihat ke belakang ke arah Reno,sambil ketawa cekikikan. "Kikikikkkk.. Kikikikkk.." ketawa kuntilanak itu. Lenyaplah mereka dalam kegelapan malam.

"Kembalikan anakku... Kembalikan anakku...!!!!" teriak Reno sambil berlutut diatas tanah.
Konon katanya didaerah itu memeng terkenal angker. Dulu ada seorang bidan yang selalu dihantui oleh sesosok kuntilanak dan mengancam akan membunuhnya apabila si kuntilanak tidak diberikannya seorang bayi. Makanya bidan dan kuntilanak selalu bekerja sama untuk mendapatkan seorang bayi.
/SELESAI/

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama