Lelegom


.
Author: Aslan Yakuza
.
.
Dulu, di sebuah perkampungan yang berada di tengah hutan, terbesit cerita menyeramkan. Seluruh penduduknya dihantui rasa takut akan kedatangan makhluk besar, berbulu, dengan wajah mirip kera namun mulutnya lebar nyaris ke telinga.
.
Makhluk itu dijuluki warga sekitar dengan nama: Lelegom. Nama itu diberikan oleh salah seorang warga yang katanya pernah melihat sosok makhluk tersebut saat mendatangi rumahnya dan menculik sang istri.
.
"Dia mendobrak pintu belakang dan langsung menyerangku hingga pinsan," kata lelaki kurus itu, kepada ketua desa dan warga setempat. "Makhluk itu sangat besar, hampir dua kali lipat dibanding saya," lanjutnya. "Tapi, aku sempat melihat jelas sosok makhluk berbulu itu. Mulutnya lebar, giginya besar-besar, dan di bibirnya yang agak jontor itu ada kumis seperti ikan lele," tutup lelaki itu.
.
Sejak saat itu warga desa makin waspada. Jangankan malam tiba, siang hari saja penduduk di sana ekstra waspada kalau ingin pergi sendirian ke luar desa.
.
Mayoritas penduduk di sana bekerja sebagai petani dan nelayan. Desa mereka yang berada di tengah hutan, namun tak begitu jauh dari perairan, membuat mereka hanya punya dua pilihan pekerjaan. Tapi, ada juga yang membuat kerajinan juga perlengkapan untuk nelayan.
.
Kejadian yang menimpah salah satu warga desa itu ternyata memberi pengaruh lebih. Tadinya, para nelayan pergi berbulan-bulan untuk mencari ikan. Tapi sekarang, mereka pulang dalam waktu satu sampai dua pekan. Hal itu dilakukan karena menghawatirkan anak-istri di rumah.
.
***
.
Tibalah malam purnama yang menerangi desa itu. Suatu gelaran meramaikan lapangan di desa itu. Hampir seluruh penduduk berkumpul di sana, untuk memeriahkan tradisi tahunan tersebut. Beberapa makanan di hidangkan, seperti ikan bakar hasil tangkapan, dan macam-macam hasil pertanian. Pesta malam itu cukup meriah. Tetapi, mereka tidak mengetahui ada sesuatu yang menunggu dari jauh. Sosok itu bersembunyi di balik pohon besar tak jauh dari pergelaran itu. Tidak ada satu pun yang tahu, bahwa sosok itu kembali datang ke kampung mereka.
.
Dengan napas membabi, sosok itu pun pergi. Salah satu warga di sana sempat menoleh saat makhluk itu pergi, karena mendengar gemeresek dari balik semak. Tapi ia tidak tahu pasti, dan menduga itu hanya binatang liar yang mencari makan.
.
Ketika orang-orang tengah bersenang-senang di pelataran desa. Seorang wanita yang terbaring lemah karena penyakit yang ia derita ketadangan tamu mengerikan. Sosok tinggi besar, berbulu, dengan mulut lebar yang berkumis lele, seperti cerita warga yang didengarnya kini berada di depan mata. Ia berteriak sekencang-kencangnya, namun usahanya itu sia-sia, karena tak ada satu pun yang datang menolongnya. Dengan gerakan cepat, Lelegom memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam mulut wanita malang tersebut. Lalu, dengan sadis Lelegom merobek mulut wanita tersebut hingga wanita itu tak lagi dapat berteriak. Mata wanita itu melotot, menahan sakit teramat sangat, sebelum akhirnya terkulai lemas.
.
Lelegom lalu memikul tubuh wanita itu dan membawanya ke dalam hutan.
.
Saat keluarga wanita malang itu pulang, mereka benar-benar terkejut mendapati bercak-bercak darah. Suaminya langsung melaporkan hal itu kepada semua warga. Mendadak ramai di rumahnya, berbondong-bondong warga datang untuk melihat sisa-sisa derita korban Lelegom, hingga ada beberapa keluarga yang melupakan keadaan di rumah.
.
"Aaaakkk!!" Teriakkan itu membuat gempar warga, dengan cepat mereka bubar dan lari menuju sumber suara yang mereka dengar tadi.
.
Terlambat! Seorang gadis remaja sudah tak ada lagi di kamarnya. Yang tersisa hanyalah, dinding rotan yang sudah jebol akibat dilabrak sesuatu yang besar.
.
"Apa ini ulah Lelegom?" tanya seorang warga dengan wajah pucat dan bibir bergetar.
.
"Jelas!"
.
"Aaaarrrggghhh ...!!"
.
Erangan itu membuat warga yang berkumpul di sana terkejut. Ada yang spontan saling memeluk. Dengan tatapan waspada mereka menyapu segala arah. Ditunggu cukup lama, dengan perasaan berkecamuk, tapi tak ada apa-apa yang muncul. Akhirnya mereka memutuskan pulang.
.
Akan tetapi, keganasan Lelegom mencari mangsa tak sampai situ saja. Selang beberapa jam ia kembali datang dan membawa istri orang, namun kali ini Lelegom lebih agresif. Ia membunuh laki-laki yang berada di rumah itu. Dengan kuku kaki yang panjang dan tajam, Lelegom menusuk perut, dada, leher, dan wajah leleki malang itu sebelum membawa kabur perempuan di desa itu.
.
Kejadian itu membuat warga makin waspada. Meski sudah menyiapkan peralatan untuk melawan Lelegom, tetap saja mereka yang menjadi korban. Lelegom makin kerab datang, menyerang terang-terangan, menjatuhkan banyak korban.
.
Warga makin takut dan merasa terancam. Tapi, tak ada pilihan untuk hengkang meninggalkan tempat kelahiran. Mereka lebih baik mati ditangan Lelegom, daripada harus menerima kutukan tenggelam di lautan dan berubah jadi makhluk berbulu, dan berkumis ikan.
.
Karena pilihan itu, semua warga desa tewas ditangan Lelegom. Tahun berganti tahun. Bangunan desa yang dulu gagah kini sudah terlihat renta. Tak sedikit pula yang porak-poranda, bahkan rata dengan tanah. Lelegom memilih menempati salah satu peninggalan penduduk desa itu. Dengan wajah yang selalu murung, Lelegom menantikan kedatangan manusia. Lidahnya tak berselera jika memakan binatang di sana.
.
.
Sekian.

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama