Sebuket Bunga Bebercak Darah

--Sebuket bunga bebercak darah--

Aku menunggu senja di atas batu

Menggengam sebuket bunga dengan resah, angin laut sore hari berhembus, hempasan ombak memukul batu dipesisir pantai.

Merasakan pasir di sela sela jariku aku menanggalkan jaketku menikmati butiran air laut yang terbawa ombak dan angin membasahi kemejaku.

Satu tahun setelah kepergianmu, ini tetasa menyedihkan. Kuharap aku dapat menunggu senja ini bersamamu dengan kepalamu yang bersandar di pundakku, tersenyum kecil sambil bernyanyi.

Melihat rambut hitammu yang tergerai berayun dihembus angin, aku sungguh mencintaimu, maafkan aku.
Aksara dan bahasa ku tak akan dapat menyiratkan semua ini, kuharap kau mengerti, mungkin sebuket bunga ini dapat mewakili makna yang ingin disampaikan.

Matahari sebentar lagi tenggelam, aku beringsut dan bangkit. Menggengam sebuket bunga ini lebih keras, menapaki batu-batu pantai bebercak merah. Berhenti sejenak menghanyutkan sebuket bunga dan melihatnya hanyut lalu tenggelam

Aku berbalik dan berjalan ke arah deretan pinus di tepi pantai sambil menggengam seutas tali biru
Maafkan aku sayang...

Karena mengukirkan belati di kulitmu setahun yang lalu
Malam ini aku berpuisi
Dari pria yang menangis di tepi pantai
Di atas batu bebercak merah sisa masa lampau
Musim gugur berbau kematian
Yang bersemayam diatara angin
Lalu bergerak diantara ilalang
Di pesisir pantai suatu negeri
Menggengam sebuket bunga
Melafalkan sebaris kalimat dengan bibir bergetar
Bau darah tercium kembali
Di sela-sela bau asin laut diantara dua negeri
Pria itu melihatnya lagi
Gambaran gaun merah diantara debur ombak
Bayangan masa lampau yang menyakitkan
Ketika tangan itu mengukir belati di atas kulit wanitanya
Malam itu sebuket bunga hanyut
Disusul dengan sesosok tubuh di antara kegelapan
berayun pelan di antara dahan pohon pinus di tepi pantai
kali ini bau amis darah tercium lagi
dari atas pasir putih di bawah pohon pinus
karena pria itu resah
dengan bisikan lirih sepanjang malam
yang berbunyi teriakan diantara debur ombak

Fun fact: di kota saya ada sebuah pelabuhan kecil yang tidak dipakai lagi seluruh proses pengerjaan kreasi ini dan pengambilan foto saya lakukan sendiri di pelabuhan ini. beberapa bulan yang lalu ditemukan mayat di pantai di pelabuhan ini diduga salah satu nelayan yang hilang saat melaut dan hal ini menjadi ide dasar saya dalam menulis kisah ini

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama