The Electdoll Part 1

The Electdoll

Liburan kali ini keluargaku memutuskan untuk berlibur ke rumah kakek yang tinggal disebuah kota terpencil dekat lereng pegunungan.

Aku sangat senang karena akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan kakek serta nenek setelah pertemuan terakhir kami tujuh tahun yang lalu.


Tapi, aku juga merasa takut karena konon katanya semenjak dua tahun belakangan ini kota tempat tinggal kakekku dihantui teror sesosok boneka yang dirasuki oleh arwah seorang gadis yang tewas setelah diperkosa oleh tujuh orang temannya.


"Nah, akhirnya kita sudah sampai." Ayahku tampak keluar dari dalam mobil disambut oleh seorang lelaki dan perempuan yang sudah tua renta. Ya, mereka adalah kakek dan nenekku.


"Kakeeek, Neneeek!" Teriakku sembari berlari ke arah kakek dan nenekku layaknya anak sd yang sedang mengejar kang bakso.


"Aduh, cucu kakek sudah besar." Ucap kakek yang sedang ku peluk dengan erat


"Fie..." ucap kakek memanggil namaku. Namun aku tak menghiraukannya, aku masih ingin melampiaskan kerinduanku yang selama ini kurasakan.


"Ef-f-Fie.." kali ini suara kakek semakin serak.


"Fie! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu mencekik kakekmu!" Ucap ayahku yang sontak membuatku segera melepaskan tanganku dari leher kakek.


Dan benar saja, ku lihat kakekku bernafas dengan tersengal-sengal sebelum akhirnya dia terjatuh ke tanah.
Spontan ayahku menggendong tubuh kakek yang tak sadarkan diri ke dalam rumah kakek, sementara ibuku menyusul di belakang ayah setelah sebelumnya sempat menatapku Dengan tatapan terkejut.


Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa, kenapa aku bisa tidak sadar telah mencekik kakekku?!
"Sudah, jangan khawatir. Kakekmu pasti baik-baik saja." Ucap nenekku sembari mengajaku untuk kedalam rumah.
.
Singkat cerita, kami pun sekarang berada di rumah sakit. Karena keadaan kakek semakin lama semakin menghawatirkan, ayah pun terpaksa membawa kakek ke rumah sakit.


kini aku dan nenek sedang berada di kamar tempat kakek berada, sementara ibu dan ayahku sedang pergi ke luar untuk membeli makanan karena kami harus menjaga kakek yang menjalani rawat inap.


"Jangan main ke luar ya, Fie. Nenek mau tidur dulu."
"Baik, Nek." Jawabku
.
Dua jam telah berlalu, namun ayah dan ibu belum kembali juga.


Karena aku tidak suka berada di dalam suasana yang membosankan, jadi aku memutuskan untuk pergi ke luar sekedar untuk jalan-jalan. Siapa tau ada cowok cakep yang kebetulan sedang jalan-jalan, ya kan?
Aku mulai menelurusi koridor rumah sakit ini. Suasananya masih cukup ramai karena masih
sore hari.

Tapi aku tidak bisa berlama-lama karena nenek pasti akan mencariku jika dia sudah bangun.
Setelah sekian lama menelusuri seluruh bagian rumah sakit, akhirnya aku sampai juga di tempat paling horror yang ada di dalam rumah sakit yaitu Kamar mayat.


Hawa aneh mulai melingkupi tempatku berpijak. Sebagian dari diriku memintaku untuk kembali, namun rasa penasaranku mengalahkan rasa takutku.


Baru dua langkah ku berjalan, tiba-tiba aku merasakan kakiku menginjak sesuatu yang empuk.


Ku beranikan diri untuk melihat apa yang ku injak. Aku berharap sesuatu yang ku injak ini bukan kaki suster ngesot atau bahkan kaki satpam yang menjaga kamar mayat ini.
"Hufft, ternyata cuma boneka." Ucapku seraya mendengus kesal.
Ku ambil boneka yang separuh wajahnya hancur tersebut dari lantai.


Di lihat-lihat boneka ini memang menyeramkan. Dengan wajah yang setengah hancur, salah satu tangannya buntung dan di ganti dengan kabel, serta kaki kirinya yang berupa kaleng minuman ringan bekas semakin membuat siapapun yang melihatnya enggan untuk mengambilnya.


"Itu bonekaku" tiba-tiba terdengar suara seorang gadis dari arah belakangku.
"Oh maaf, barusan aku tidak sengaja menginjak bonekamu. I-ini" ucapku dengan gugup sembari menyodorkan boneka ini kepada gadis tersebut.
"Kalau kau mau, ambilah boneka itu untukmu" ucapnya.
"Ti-tidak, terima ka-"
"Ambilah!" Balasnya dengan suara yang lantang.
"Tidak! Sudah kubilang tidak ya tidak. Kamu budeg ya!" Balasku tak kalah lantangnya.
Tiba-tiba gadis misterius tersebut mencekik dan menyeretku ke kamar mayat.
Sesampainya di dalam kamar mayat, gadis misterius tersebut berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Aku pun pingsan. tapi sesuatu yang membuatku pingsan bukanlah rupa dari gadis tersebut melainkan seseorang yang terbujur kaku di ranjang mayat, orang itu adalah kakek.
.
Tujuh hari telah berlalu, kakek pun telah di perbolehkan pulang oleh dokter.
Untuk kejadian yang di rumah sakit, aku di temukan oleh seorang petugas rumah sakit dalam keadaan pingsan. Sampai sekarang aku belum menceritakan kepada siapapun tentang apa yang ku lihat di kamar mayat.
.
Singkat cerita, aku, ayah dan ibu harus segera pulang karena ayah akan kembali kerja di kantornya sementara besok lusa aku harus pergi ke sekolah karena hari itu adalah hari pertamaku masuk di SMA.
Dalam perjalanan pulang aku merasa gelisah. Aku khawatir jika gadis jadi-jadian itu menyakiti kakek atau bahkan nenek.


Untuk menghilangkan pikiran negatif tersebut, ku coba untuk memainkan smartphoneku.
Ku rogoh tas selempangku dan betapa terkejutnya diriku. Sesuatu yang tidak kuinginkan keberadaannya kini telah berada di dalam tasku.


Boneka itu ada di dalam tasku dengan mata merah menyala. Terdengar suara bisikan di telingaku.
Ya, gadis itu membisikkan suatu kalimat yang akan ku ingat sepanjang hidupku.
"Kau lah orang yang terpilih."

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama