Bloody Expriment : Gendut

 Bloody Expriment :Gendut


Akhir akhir ini, aku sering mendengar berita atau pesan lalu mengenai bunuh diri. Aku pernah mendengar para korban bunuh diri karena keinginan mereka tidak tercapai dan akhirnya mereka menyelesaikannya dengan bunuh diri.

Tidak salah sih ... kan mereka yang bunuh diri itu, orang yang males hidup jadi ngapain diurusin. Nah ... yang bener nih harusnya olah raga, kaya aku ini pengen bisa kebentuk badannya ya ... olah raga.

Beberapa menit kemudian ketika aku sedang berolah raga, tiba tiba saja aku melihat seseorang berdiri di pagar jembatan yang tinggi. Jaraknya tidak jauh dari tempatku, awalnya aku males untuk mengurusi masalahnya. Tapi karena penasaran aku berhenti dan menghampirinya.

Aku menyapanya dan sepertinya dia menyadari kedatanganku, dia terlihat murung sambil berbalik badan dan mengarah ke arahku.

"Hei ... salam kenal, kamu kenapa ada disini?" tanyaku santai mencoba mengubah suasana.
"Ha .. hai, salam kenal." ujarnya dengan wajah tetap melihat ke bawah.
"Namamu siapa? dan sedang apa disini?" tanyaku lagi.
"Na .. namaku Kurei, aku pengen loncat dari jembatan ini biar bebanku hilang." Ujar Kurei padaku.
Aku melihat badannya yang kurus dan pendek, ya ... memang badannya terlalu kurus sampai tulang belulang membekas di badannya seperti kekuarangan gizi. Aku mencoba bertanya lagi, "Mengapa".
Dari jawabannya, bisa kupahami ... bahwa dia ingin gemuk secara instan biar tidak dikatai yang aneh aneh oleh kawannya. Atuh mas ... namanya orang mau gemuk kek, kurus kek, pendek kek atau tinggi kek. Pasti hasilnya tidak akan instant.
Aku berpikir sejenak dan kulihat dia mulai menaiki pagarnya lagi. 'Ah ya ... udah lama ku ga nyiksa orang.' ujarku dalam hati sambil menahannya.
"Kur ... kamu mau ikut aku ga?" tanyaku sambil menahannya.
Kulihat dia mengurungkan niatnya terus turun dari pagar dan berbicara,
"Ada apa? kenapa kamu menghalangiku?" tanyanya balik kepadaku.
"Bagaimana kalau kamu ikut denganku? Aku ada cara lain untuk memenuhi permintaanmu." Ujarku menenangkan suasana.
"Maksudmu, kamu ingin meringankan bebanku? tapi caranya?" Tanyanya terkejut sambil memegang pundakku.
"Ga perlu terkejut, aku akan membantu ... tapi mungkin dalam prosesnya sedikit sakit. Tidak apa?" Jelasku tersenyum.
"Gapapa ... aku ikut deh, kalo prosesnya sakit tapi aku bisa gemuk aku dah senang. Tapi jika dalam proses aku mati, well tidak apa ... yang penting niat bunuh diriku dibantu olehmu" Ujarnya senang dengan suara pelan.
"Serius Nih?" Tanyaku berusaha menyakinkan ucapannya.
"Iya serius" Jawabnya tegas.
"Punya keluarga? atau kerabat?" tanyaku lagi.
"Tidak ada, hanya aku sendiri" ujarnya.

Aku tersenyum lebar dan menaikkan alisku, 'Ah ... akhirnya' ujarku dalam hati. Lalu aku mengajaknya untuk berjalan bersamaku ke rumahku sambil mengobrol di jalan seputar olah raga.

Beberapa jam kemudian, kami sampai juga di rumahku lalu aku mempersilahkannya untuk duduk di sofa karena jarak dari taman olah raga ke rumah cukup jauh. Jadi kami beristirahat terlebih dahulu di ruang tamu.
"Mau kubuatkan Teh?" tanyaku padanya.

"Tidak perlu, tapi ... kapan bisa kita melakukan hal yang kamu bilang tadi. Aku sudah tidak sabar." ujarnya dengan ceria.

Aku tersenyum karena dia senang dan tidak memasang wajah murung lagi, tapi aku lebih senang karena bisa menikmati suara merdu dari mangsaku. Jadi karena dia tidak kelelahan, aku langsung mengajaknya untuk pergi ke tempat kerjaku di bawah tanah.

Cukup jauh dari rumahku hingga tempat kerjaku, tapi supaya dia bisa melupakan rasa capeknya. Aku mengajaknya bicara lagi, hingga beberapa menit kemudian kami sampai di ruangan yang agak remang karena minimnya cahaya.

Aku merapikan peralatanku dan memintanya untuk beristirahat di kasur yang aku tunjuk. Tanpa pikir panjang dia segera menghampiri kasur tersebut dan menidurinya. Aku meminta untuk menunggu di sana dan tidak berapa lama aku datang sambil membawa jarum suntik.

Dia agak terkejut melihatnya, tapi aku menyakinkannya bahwa ini tidak akan sakit.

"Orang yang ingin gemuk, biasanya datang kesini dan aku akan mengetes tubuh mereka terlebih dahulu sebelum melakukan operasi singkat. Ini mungkin agak sakit jadi berteriak saja, jika kamu merasa sakit." Ujarku padaku.

Kulihat dia berkeringat dan mengangguk, aku mengambil penutup mata dan menutup matanya supaya tidak melihat operasi yang akan kulakukan, lalu mengikat Leher - badan - kaki - tangannya dan menyuntikkan obat ke tubuhnya.

Sebetulnya ini bukanlah obat bius, tapi obat adrenalin yang membuat saraf sakit lebih sensitif. Aku menyalakan rekaman video untuk merekam aksiku.

'Yak semua sudah siap, sekarang saatnya' ujarku dalam hati sambil mengetuk kedua lututnya bersamaan dengan palu.

Kurei berteriak kesakitan dan badannya bergetar, aku menikmati suaranya. Dan melanjutkannya dengan menusukkan pisau tajam ke tengah tulang belulang tangan kanannya hingga tembus keluar, lalu mengirisnya hingga terbuka dari siku ke pergelangan tangan.

Merdu sambil melakukan hal tadi di tangan kirinya. Setelah selesai, aku memencet remote untuk kasur agar terangkat agar aku bisa melihat Kurei.

Kulanjutkan dengan memotong semua jari tangan dan kakinya menggunakan gunting.
Crash! Brak!

Darah keluar cukup lumayan dibarengi teriakannya yang menggoda selera. Aku makin senang mendengarnya, lalu kubuka mulutnya, mencapit lidahnya dengan tang dan kupotong dengan gunting hingga dia menggeram.

Tidak hanya disitu, kuiris hidungnya hingga terlihat tulang muda dari hidungnya. Ketika merasa sudah cukup menyiksanya, aku memikirkan cara untuk menggemukkannya.

Lalu terpikir olehku untuk memasukkan selang yang ukurannya agak kecil dari mulut dan lubang anusnya. Kuambil dua selang, kutelanjangi dia, kumasukkan selamg pertama ke mulutnya hingga berada di dekat anak tekak lalu melakban mulutnya bersamaan dengan selangnya.

Hal itu berlaku juga untuk anusnya, setelah persiapan selesai, aku menutup lubang lainnya agar tidak terjadi kebocoran. Lalu memasang kedua ujung selang lainnya yang tidak terpasang ke tabung Gas Helium.
Aku duduk di samping tabung gas dan menyalakan levelnya ke Low terlebih dahulu. Sekitar 1 jam tidak ada tanda tanda dia menggerakkan anggota tubuhnya. Akhirnya aku menaikkan levelnya ke medium, terdengar suara gas yang agak kencang dikeluarkan dari tabung.

Dan ya ... akhirnya mulai menggerakkan tubuhnya, dia seperti ingi berteriak tapi tidak bisa berteriak. Aku menghampirinya,

"Segini cukup?" tanyaku padanya sambil membuka penutup matanya.
Kurei tidak berbicara, terlihat gerakan statis dimana dia berusaha untuk bernafas sebisanya.
"Ga jawab berarti pengen nambah? Baiklah."
Aku mengiyakan sendiri dari pertanyaanku karena Kurei terlihat mengangguk, akhirnya aku menaikkan level tabung gasnya hingga Insane. Lalu kutunggu sambil duduk di kursi dekat tabung.
Aku tersenyum dan menikmati ketika melihat dirinya mengelinjang dan tubuhnya mulai membengkak, membengkak dan membengkak terus. Hingga ...
DUARRR!!!
Daging, Tulang dan darah bertebaran kemana mana. Aku menggelengkan kepala dan menulis hasil eksperimenku di Note.

"Yah ... kayanya orang yang kurus kaya kamu memang ga cocok jadi gemuk kalau tidak bisa bertahan hidup." Ujarku sambil meninggalkan jasadnya di ruang kerjaku.

tidak jauh dari tempat aku pergi muncul 30 werewolf cebol yang berbondong bondong datang dan membersihkan ruangan kerjaku. Aku tersenyum dan meminta mereka untuk istirahat setelahnya.
'Ya ... sepertinya aku harus mencari mangsa yang lebih tangguh dari objek pertama'
Aku tersenyum dan memasuki rumahku.
--- Tamat ---

Posting Komentar

Request Artikel bisa di lakukan di Komentar ini maupun Fanspage

Lebih baru Lebih lama